Kecam Serangan di Sinai, MUI Minta Pemerintah Pelopori Pertemuan Negara-Negara Islam
Loading...
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras serangan brutal kelompok militan di sebuah Masjid di Rawda, Sinai Utara, Mesir yang menimbulkan korban tewas sedikitnya 235 orang serta 109 orang luka.
"Peristiwa tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan dan menjadi catatan hitam dalam sejarah perjalanan hidup manusia," ujar Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid di Jakarta, Sabtu (25/11/2017).
Zainut menegaskan bahwa Islam tidak membenarkan tindakan kekerasan. Apalagi sampai melakukan pembantaian kepada orang yang sedang melaksanakan ibadah di dalam masjid.
Meskipun dalam peperangan, ujar Zainut, Islam mengajarkan untuk tidak boleh membunuh perempuan, orang tua, anak-anak, para rahib, merusak bumi, memutilasi mayat dan lain sebagainya.
"Karenanya, tindakan tersebut adalah perbuatan yang sangat biadab dan jauh dari nilai-nilai ajaran agama," tegasnya.
Menurutnya, sangat menyedihkan jika ada sekelompok orang yang mengatas namakan agama yang melakukan tindakan brutal dan sadis. Kata dia, sejatinya hal tersebut hakekatnya justru menodai kesucian ajaran agama Islam.
Untuk itu, lanjut Zainut, MUI meminta kepada Pemerintah Indonesia agar memelopori diselenggarakannya pertemuan negara-negara Islam untuk melawan ancaman terorisme dan kekerasan yang mengatas namakan agama.
"Karena hal tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian dunia," pungkasnya.
Sekedar informasi, jumlah korban yang amat banyak dalam insiden itu menjadikan penyerangan masjid di Sinai sebagai serangan bersenjata paling mematikan di era modern.
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab melakukan serangan itu. Namun, dugaan sementara mengarah kepada kelompok Wilayah Al Sinai (Militan Sinai) yang merupakan salah satu kelompok yang terafilisiasi dengan ISI.
loading...
loading...