Ada Banyak Kejanggalan, Wajar Kalau Publik Curigai Kecelakaan Setya Novanto
Loading...
Gelagat Ketua DPR, Setya Novanto jadi mencurigakan semenjak ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).
Dalam dua kesempatan, Setnov diketahui tidak hadir lantaran menjalani perawatan medis di rumah sakit. Pertama dia disebut menderita vertigo, tapi lama-kelamaan penyakitnya makin parah hingga harus dirawat selama dua pekan.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM, Zainal Arifin Mochtar enggan menduga-duga jika Setnov sedang melakukan akrobat untuk menghindari panggilan KPK. Tapi dia memaklumi pemikiran publik yang mempertanyakan sakit tersebut.
"Tapi kecurigaan publik ke situ tidak bisa disalahkan. Karena kalau dikatakan dia sakit, ada perdebatan besar ketika itu dia sakit," kata dia ditemui di Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2017).
Kini, Petinggi Partai Golkar itu kembali tak bisa memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena mengalami kecelakaan. Tapi ironisnya, publik kembali tak percaya melihat insiden yang dialami Setnov.
Sang Pengecara pun mengklaim kliennya cedera parah pasca kecelakaan itu. Setnov dikabarkan menderita luka memar pada keningnya sebesar kue bakpao.
"Apakah dia cidera parah seperti yang digambarkan oleh pengacaranya, kan kelihatannya tidak seperti itu juga," tanyanya.
Zainal menganggap wajar jika publik tidak mempercayai dan mempertanyakan cedera yang didapat oleh Setnov. Apalagi cedera yang didapat Setnov mengakibatkan dirinya gagal penuhi panggilan KPK.
"Tapi bayangan saya, wajar kalau publik kemudian mencurigai dan melihat itu sebagai akal-akalan. Tatkala ada beberapa hal yang janggal. Soal infus itu kan. Yang seperti itu kan publik jadi bercerita, publik akan berkata melalui konsep-konsep," pungkasnya.
loading...
loading...