TNI Saja Tak Punya Senjata Seperti Pesanan Polri
Loading...
Ribuan amunisi yang dipesan Kepolisian Republik Indonesia yang memiliki spesifikasi militer telah diamankan di gudang amunisi TNI. Ini di luar ratusan senjata yang telah tiba di tanah air pada Jumat, 29 September 2017 di Bandara Internasional Soekarno Hatta itu.
Yang mengejutkan, TNI sendiri tidak memiliki spesifikasi amunisi yang dipesan Polri. "Ini luar biasa. TNI sendiri sampai saat ini tidak mempunyai jenis itu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Wuryanto dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017.
Dikatakannya, ribuan amunisi berspesifikasi militer itu, hingga kini terpaksa sementara disimpan di gudang amunisi TNI.
Penyimpanan amunisi di Gudang TNI dilakukan setelah ada kesepakatan bersama antara Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan dan Kementerian Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto pada pekan lalu.
"Tadi malam amunisi sudah dipindahkan ke gudang amunisi Mabes TNI. Di situ sangat jelas dijelaskan dalam katalog bahwa amunisi itu amunisi tajam," kata Wuryanto.
Pada Jumat malam, 29 September 2017, di Bandara Soekarno Hatta secara mengejutkan ada ratusan senjata impor masuk ke tanah air.
Diketahui, senjata itu diimpor PT Mustika Duta Mas dengan menggunakan pesawat carter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024 dan akan didistribusikan ke Brimob Polri.
Kepolisian telah membenarkan senjata itu memang akan dikirimkan ke Brimob. Dengan rincian berupa senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40x46 milimeter sebanyak 280 pucuk yang dikemas dalam 28 boks atau 10 pucuk per boks.
Berat total senjata ini mencapai 2.212 kilogram. Lalu ada juga amunition castior 40mm, 40x46 mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi eksplosif tinggi Jump Grenade. Senjata ini dikemas dalam 70 boks atau 84 butir per boks. Total ada 5.932 butir atau 71 boks dengan berat 2.829 kilogram. [vv]
loading...
loading...