Orang Indonesia Masih Bermental Pegawai dan Enggan Jadi Pengusaha
Loading...
Meski jumlah pengusaha (entrepreneur) di Indonesia sudah 3,4%, angka ini masih yang terendah dibandingkan negara tetangga, Singapura, Malaysia, bahkan Thailand. Sebab itu, masyarakat masih sangat perlu untuk dimotivasi dan diberi pelatihan agar mau berwirausaha.
Semakin banyak jumlah pengusaha di suatu negara, maka peluang negara untuk sejahtera lebih besar. Sayangnya, banyak orang Indonesia masih suka menjadi pegawai atau orang gajian dibandingkan jadi pengusaha.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri mengungkapkan, angka pengusaha di Indonesia masih kalah dengan Malaysia yang sudah mencapai lima persen. Kemudian Thailand sebesar empat persen dan Singapura sebanyak tujuh persen. Terlebih lagi dengan Cina yang sudah menggapai 10 persen dan Jepang sekitar 11 persen.
Mengingat Indonesia sudah masuk era kompetisi, Hanif menilai, tidak salahnya melihat capaian negara lain.
Meski demikian, jumlah pengusaha di Indonesia semakin meningkat. Angka yang sebelumnya 3,1 persen pada 2016 naik menjadi 3,4 persen tahun ini.
“Walaupun naik dan melebihi standar internasional dua persen, kita masih kalah dengan yang lain,” ujar Hanif dalam acara Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna EXPO 2017 di Malang, Sabtu (14/10) yang dikutip Republika.co.id.
Menurut dia, perbandingan ini perlu dilakukan sebagai patokan untuk bersaing dan berkembang. Dengan kata lain, Indonesia harus lebih kerja keras lagi meski angka capaian sudah sesuai dengan standar internasional.
“Dan untuk mencapai itu kita perlu menggelorakan lagi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan untuk mengembangkan perekonomian bangsa,” jelas dia.
Upaya Sampoerna dalam memberdayakan masyarakat melalui bentuk pelatihan dan pengembangan kewirausahaan UMKM, kata dia, patut dilakukan oleh para dunia usaha di Indonesia. Terlebih lagi Unit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah sektor ekonomi yang mampu bertahan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia.
“Sektor ini adalah salah satu bantalan ekonomi terkuat terbukti saat terpaan krisis ekonomi beberapa waktu lalu,” kata Hanif.
Hanif berpesan agar pihak swasta terutama Sampoerna dapat memberikan pelatihan kewirausahaan secara menyeluruh kepada seluruh pelaku UKM, mulai dari hulu ke hilir. Hal ini termasuk pelatihan bagaimana membangun perusahaan dan mendapatkan akses permodalan.
Apalagi, dia melanjutkan, UMKM yang sudah menjadi pelaku ekonomi formal akan banyak memiliki keuntungan semisal lebih bankable dan dapat menjalin mitra dengan pelaku dunia usaha yang lebih besar.
Sebagai informasi, seratusan pelaku UKM binaan Sampoerna turut berpartisipasi Pameran PPK Sampoerna 2017 di Taman Krida Budaya, Malang, Sabtu-Minggu, 14-15 Oktober 2017. Memasuki tahun ke-9, PPK Sampoerna Expo 2017 menghadirkan sentuhan baru melalui kolaborasi dengan generasi muda yang bergerak di sektor UMKM.(swamedium)
loading...
loading...