Ngeri, Kebobrokan Lapas Bisa Bikin Maling Ayam Jadi Pelaku Teror
Loading...
Kelebihan kapasitas di lembaga pemasyarakatan (lapas) masih menjadi masalah klasik pemerintah. Sehingga tak jarang, narapidana dari berbagai kasus pun harus dicampur dalam satu ruangan.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengaku prihatin melihat bobroknya lapas di Indonesia. Kondisi semacam ini bisa menimbulkan pelaku kejahatan baru yang mengancam warga.
Sebab bukan tidak mungkin jika narapidana dengan kejahatan ringan seperti maling ayam bisa menjadi seorang teroris hanya karena berada dalam satu sel dengan napi kejahatan teror.
"Karena di dalam sel ini mereka bisa saling bertukar pikiran," kata Wiranto di Gedung Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (13/10/2017).
Dari data Kemenko Polhukam, angka kelebihan kapasitas telah tembus 100 persen dari daya tampung. Beberapa di antaranya bahkan sudah mencapai 200 persen.
"Over kapasitas lapas tidak lagi 100 persen dari jumlahnya, bahkan ada yang sampai 200 persen," tutur mantan Panglima ABRI ini.
Makanya dia meminta Kemenkumham untuk mencari solusi lantaran kelebihan kapasitas lapas ataupun pencampuran kategori narapidana menimbulkan dampak yang tidak bagus.
"Jadi malah pencampuran narapidana korupsi, narkoba, terorisme, maling ayam itu jadi satu, sehingga tidak sehat itu. Oleh karena itu perlu ada mengurangi kepadatan Lapas juga bisa kita pisahkan antara napi terorisme jangan dicampur dengan teroris," ujarnya.
"Pisahkan kalau dicampur itu kan sama saja pemerintah membayar sekolah (untuk ajaran) yang disebarluaskan dalam hal tidak baik," tutup dia.
sumber:kriminalitas
loading...
loading...