Video "Suster Suntik Mayat" di Sidoarjo, Beginikah Kronologinya?
Loading...
Video "Suster Suntik Mayat" di Sidoarjo, Beginikah Kronologinya?
Opini Bangsa - Video ‘suster suntik mayat’ telah viral. Keluarga pasien yang merasa dirugikan pun buka suara. Mereka menuntut rumah sakit bertanggung jawab karena tidak mengetahui pasien telah meninggal tetapi tetap disuntik.
Pasien yang diduga tidak mendapat penanganan media semestinya tersebut adalah Supariyah (67), warga Sidoarjo. Faisal Rizal (44), anak korban menyebutkan kejadian itu terjadi pada Rabu (20/12/2017). Saat itu sang ibunda mengeluhkan sakit kepala. Keluarga lantas membawa ke RS Siti Khodijah, Taman, Sidoarjo pada Pukul 05.30 Wib.
“Ditangani di ruang IGD, setelah disuntik, 30 sampai 40 menit disuruh pulang,” kata Faisal Rizal kepada detikcom di rumahnya, Jalan Suningrat 19, Desa Ketegan Rt 9 Rw 2, Taman, Senin (29/1/2018).
Faisal menerangkan, ibunya mengeluarkan keringat dingin sesampainya di rumah. Bahkan hingga muntah-muntah. Melihat kondisinya yang mengkhawatirkan, keluarga memutuskan membawa kembali ke RS Siti Khodijah.
“Pihak rumah sakit menyatakan harus rawat inap dan ditangani oleh dokter Hamdan sama Zakaria ahli penyakit dalam, kemudian disuntik dan diinfus. Mulai dari pukul 17.00 hingga pukul 21.00 tidak satupun dokter yang memeriksa,” terang Faisal.
Faisal pada pagi harinya berusaha menanyakan ke petugas piket mengenai jadwal kedatangan dokter. Akhirnya pada Pukul 12.30 Wib, dr Zakaria datang.
Dari pemeriksaan saat itu, kata Faisal, kondisi kesehatan sang ibunda dikatakan normal, hanya terdapat masalah gangguan syaraf.
“Setelah dinyatakan ada gangguan syaraf, namun dari dokter ahli syaraf tidak kunjung memeriksa ibu kami, bahkan dokter Hamdan ahli syaraf juga tidak memeriksa, diduga ibu kami ini diterlantarkan, padahal kondisinya sudah kritis,” jelas Faisal.
Menurut dia, ibunya yang dirawat di Ruang Multajam Nomor 8 hanya diperiksa oleh suster yang bertugas. Bahkan pada Kamis (21/12/2017), sekitar Pukul 21.00 Wib, seorang suster yang piket melakukan penyuntikan tanpa melakukan pengecekan terhadap kondisi kesehatan pasien.
“Ternyata ibu kami pada saat disuntik itu tidak bergerak diduga dalam kondisi tertidur. Setelah kami lakukan pengecekan berbekal pengalaman sederhana, dengan memegang pergelangan tangan kanan dan kiri, ternyata denyut nadinya sudah tidak berdenyut. Kemudian kami marah-marah terhadap semua petugas piket termasuk ada dokter Hamdan,” katanya.
Dengan kematian ibunda tercintanya, ia berharap pihak RS Siti Khodijah bertanggung jawab atas keteledoran yang dilakukan oleh petugas rumah sakit. Keluarga telah melaporkan ke polisi.
“Pada saat ibu kami meninggal itu langsung lapor ke polisi,” katanya. [opini-bangsa.com / detik]
loading...
loading...