Ormas diluar NU-Muhammadiyah merontokkan Negara? Ketum Parmusi Kecam Pernyataan Kapolri
Loading...
Ormas diluar NU-Muhammadiyah merontokkan Negara? Ketum Parmusi Kecam Pernyataan Kapolri
Opini Bangsa - Ketua Umum ormas Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam mengecam keras pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang menyatakan ormas Islam di luar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah akan merontokkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
“Pernyataan itu tidak sepatutnya disampaikan oleh seorang Kapolri jenderal berbintang empat. Tugas utama kepolisian itu mengayomi masyarakat, bukan memprovokasi,” ujar Usamah kepada pers usai menerima kunjungan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso di kantornya di kawasan Jakarta Selatan, Senin petang (29/1/2018).
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini menyikapi rekaman pernyataan Tito yang dimuat iNews TV dalam sebuah pertemuan dengan jamaah NU. Meski diketahui tayangan video dipublish pada 8 Februari 2017, namun video tersebut viral di media sosial dalam dua hari terakhir.
Dalam rekaman tersebut, Kapolri mengatakan, “Perintah saya melalui video conference, minggu lalu, dua minggu lalu saat Rapim Polri, semua pimpinan Polri hadir, saya sampaikan tegas, menghadapi situasi saat ini, perkuat NU dan Muhammadiyah”.
Tito meminta agar jajaran Kepolisian untuk mendukung NU dan Muhammadiyah secara maksimal. “Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua Kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten kota,” lanjut Tito.
Pernyataan Tito yang ramai dibahas para aktifis pergerakan Islam di seluruh Indonesia, kata Usamah, adalah yang cenderung menyudutkan ormas Islam lainnya.
“Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. Jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian. Mereka bukan pendiri negara. Mau merontokkan negara malah iya. Tapi yang sudah konsisten dari awal sampai hari ini, itu NU dan Muhammadiyah,” ujar Kapolri dalam video tersebut.
Usamah sangat heran, bagaimana mungkin seorang Kapolri bisa berseloroh di hadapan publik bahwa ormas Islam lainnya “mau merontokkan negara malah iya”.
“Pak Tito harus bisa mempertanggungjawabkan ucapannya. Tolong jelaskan, apa yang dia maksud itu. Karena beliau pejabat publik, Kapolri lagi, yang seharusnya wajib menciptakan rasa aman, tenang, dan mengayomi seluruh komponen masyarakat. Bukan sebaliknya, cenderung memprovokasi dan memecah belah umat Islam,” kata Usamah.
Usamah menyarankan, Tito yang sejak diangkat menjadi Kapolri dikenal sebagai ‘the rising star’ (karena naik jabatan dengan cepat) agar lebih banyak mempelajari sejarah kebangkitan, kelahiran, dan perjuangan bangsa Indonesia.
“Hampir seluruh komponen umat Islam, para ulama, santri, syuhada dari berbagai ormas dan laskar Islam saling bahu membahu merebut kemerdekaan dan mempertahankan NKRI hingga hari ini,” tegas Usamah.
“Karena itu, Pak Tito harus segera klarifikasi pernyataannya. Bila beliau memang khilaf, terpeleset, silakan minta maaf kepada umat Islam yang banyak tergabung dalam berbagai ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Bilamana Kapolri tidak segera menyikapi keresahan umat atas ucapannya tersebut, urusannya bisa panjang,” kata Usamah.
Kendati demikian, Usamah meminta agar umat Islam tetap sabar, tidak terpancing dan tidak terprovokasi.
“Dalam tahun politik ini, kita harus bersama-sama menjaga harmoni,” tandasnya.
Berikut video pernyataan Kapolri:
loading...
loading...