Kontra Penyesatan Publik Itu Wajib
Loading...
Kontra Penyesatan Publik Itu Wajib
Opini Bangsa - Saya Orangnya selalu berpikiran positif atas sebuh kritik, apabila kritik itu memang bertujuan membangun. Kecuali kritik yang suka teriak "RADIKAL" dan NKRI milik NENEK nya. Itu bukan kritik, tapi merasa jagoan di dalam kubangan sendiri.
Keluar dari kubangan, baru paham bahwa dunia ini gak selebar pantat hitam mereka. (Tunjuk muka mereka..!)
Rancangan anggaran DKI 2018 memancing reaksi semua pihak, ini bagus sebagai pelajaran memahami anggaran. Terlebih pada pendukung ahok yang saat ini mereka terpaksa belajar ilmu ekonomi dan anggaran. Mereka belajar agaran memahami bagaimana anggaran itu di buat, di ajukan, di setujui dan di laknsanakan sesuai peruntukannya.
Kekalahan ahok membuat mereka sadar bahwa kebodohan itu tidak akan hilang apabila mereka hanya berdiam diri, saatnya untuk memberikan kritik pada anies-sandi.
Anies pun senang dengan perhatian pihak-pihak sebelah atas anggaran yang di revisinya.
Anies Senang Pembahasan RAPBD 2018 Dipelototi Publik
RAPBD 2018 itu dibuat oleh Djarot, Anies otak-atik saat ini untuk memasukkan program kerja yang telah ia janjikan agar bisa langsung terapkan. Itupun gak semua anggaran bisa dia ubah, hanya bagian yang perlu saja untuk ditambah dan dikurangi.
Djarot membuat RAPBD 2018, Anies merubahnya di injury time dan menaikkan jumlah anggarannya karena ada program yang harus di jalankan. Anies hanya melakukan perubahan 30% pada struktur rancangan APBD yang di buat Djarot, artinya masih ada 70% anggaran yang masih asli bikinan Djarot tanpa Anies rubah.
Pembahasan RAPBD 2018 dilakukan Djarot sejak Mei 2017
[18 Mei 2017]
Djarot Undang Pimpinan DPRD DKI Bahas APBD 2018
Lalu ketika pendukung sebelah bersorak atas warning KPK untuk mengawasi anggaran 2018 DKI, kira-kira..siapa yang bakal jantungan? ANIES atau DJAROT..???
APBD DKI Melonjak, KPK Buka Pintu Pengaduan Masyarakat
Anies sih asik-asik aja apabila di awasi KPK, beliau mengubah anggaran untuk masukkan program kerja mereka. Pastinya dia tau dengan mata anggaran itu dan detil peruntukannya.
Salah satu pendukung ahok, merasa SHOCK setelah mengetahui bahwa ada anggaran Pengendalian Hama Terpadu Gedung Komplek Balaikota dan Rumah Dinas Pimpinan Provinsi DKI Jakarta atau bahasa mereka saat ini adalah ANGGARAN MEMBUNUH KECOAK sebesar Rp 266 juta. Dia kaget dan kecewa atas anggaran Anies tersebut, tidak rela pajak yang dia bayar selama ini ternyata di hamburkan untuk BUNUH KECOAK.
Padahal, pembunuhan kecoa ini pos pemeliharaan rutin makanya dimasukin lagi oleh Pak Djarot di RAPBD 2018. Jumlahnya pun sama. Dan anggaran ini anies tidak otak-atik. Karena bagi mereka yang perlu di otak atik adalah anggaran yang jelas tidak ada kegunaannya agar dihapus juga anggaran yang perlu di tambah karena cakupannya saat ini lebih luas.
Anggaran BUNUH KECOA ini asli product ahok dan djarot. Sudah baku di angaran 2017 silam, nominal nya pun sama. cek ini..
Link: http://apbd.jakarta.go.id/pub/2017/8/3/rka/221/list?cd=dW5pdD0xLjIwLjAwOSZpZGdpYXQ9Mjk0OA%3D%3D
Kalau tahun sebelumnya saja sudah ada, lalu mengapa tahun ini ributnya mas/mbak/bu/pak/'Mblo...? Kemana aja kalian...?
Dulu kalian GAK TAU, Tapi sekarang kalian LUPA kalau dulu pernah ada? Tapi kegigihan kalian untuk nyinyir patut diacungi jempol, jarang-jarang orang kayak kalian, udah jelas nabrak tapi tetap tegar. Udah jelas gak pake celana tapi tampil PeDe dan gak tau malu goyang-goyang di tengah MONAS.
Takutnya saya, semakin kalian kasak kusuk cari kesalahan anies dalam anggaran 2018 ini. Yang kalian temui malah kesalahan ahok dan djarot. Saya paham sih gimana rasanya ketika kita menuduh orang lain salah, ternyata junjungan kita sendiri yang patenkan anggaran itu sebelumnya. Saya berdoa, semoga kalian gak BUNUH DIRI MASAL melihat kelakuan ahok dan djarot setelah kalian mempelajari pelajaran ANGGARAN saat ini.
Selalu ada hikmah di antara sakit hatinya kalian, minimal kalian saat ini bisa paham bagaimana anggaran dulu itu dibuat dengan melihat fakta-fakta saat ini. Tuhan itu Maha Adil, kalian di biarkan berpesta dengan kebodohan saat ahok memimpin. Tuhan tunjukkan ketika ahok terpenjara dan kalian berlaku bak seorang auditor, dan jalan Tuhan selalu cantik membuat kalian sadar.
Saya ngajak berpikir logis, Anggaran itu di buat oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya, melalui pembahasan dan juga pemeriksaan untuk mendapatkan persetujuan. Kita percayakan pada mereka untuk membuat anggaran seperti SAYA yang percaya pada jokowi dan ahok ketika membuat anggaran serupa.
Dulu kita gak protes pada ahok saat ia membuat anggaran dana hibah sebesar Rp 2,5T. Saya juga gak heboh saat tim SALIHARA dapatkan bantuan hibah milyaran dari ahok, kita tau sama tau kalau salihara adalah pendukung setia ahok dengan guntur romli sebagai penunggang kuda binalnya. Namun saat ada yang berhak terima hibah namun tidak dapat hibah, disitu kita ribut. Karena ini masalah keadilan yang di sembunyikan.
Kalau mau baca komunitas salihara, jom klik ini...
Menguak Rahasia Guntur Romli, Salihara dan APBD Jakarta
Anggaran di buat, di setujui dan di jalankan. Ketika ada pelanggaran dalam pelaksanaannya, barulah kita harus ributkan. Inget loh, di masa ahok..terdapat temuan BPK sebanyak 6000 kasus terkait pelanggaran penggunaan anggaran. Temuan itu saat ini harus anies dan sandi yang bereskan. Kepikir gak sama kalian ketika orang BOKER dan gak disiram, lalu yang gunakan WC berikutnya membersihkan kotoran mereka? Itulah yang di lakukan anies dan sandi saat ini. Temuan 6000 BPK itu harus di jadikan catatan dan di jelaskan dimana salahnya agar tidak ada kejadian serupa di masa kepemimpinan mereka.
6.000 Temuan BPK di Laporan Keuangan Pemprov DKI, Sandi: Kita Bereskan untuk Kejar WTP
Padahal, kita juga sama tau bahwa serapan anggaran saat ahok memimpin mendapatkan catatan buruk, hanya 60% anggaran yang terserap, bagi kota sebesar jakarta, serapan segitu merupakan PENGKHIANATAN ATAS PROGRAM KERJA. Bayangin aja, udah serapan anggaran rendah, yang gunakan anggarannya malah ada temuan sebanyak 6000 kasus.
Suraaam banget kan..?
Bagi saya, Anies mengajarkan kita bagaimana merumuskan anggaran yang benar untuk mencapai tujuan dari program yang sudah di rencanakan. Anggaran dari uang rakyat, bukan dari uang penodongan dengan atas nama diskresi. Lucu aja kalau kita bangga hemat APBD saat membanggakan pembangunan, kita bangga membangun dari uang hasil sumbangan koorporasi. Padahal, indikator pembangunan itu adalah serapan anggaran yang tinggi. Semakin besar serapan anggarannya, menandakan pembangunan sedang berjalan. Kalau serapannya gak jalan, lalu pembangunan ada, patut di tanyakan dari mana dananya..?
Buat APBD itu bukan banyak-banyakan menghemat maka ia paling hebat, justru sebaliknya. Siapa yang bisa maksimalkan Anggaran, maka ia sudah berhasil jalankan program yang sudah dia rencanakan sebelumnya.
Buat pendukung ahok, terima kasih sudah mau belajar. Senang melihat kalian sudah berubah dan berkeinginan keras menjadi pintar. Cuma tolong, periksa data sebelum merasa mampu untuk bicara. Teruslah bersuara dan nyinyir, karena bagi anies suara kalian itu ibarat..
"Like Ten Spirit To Me.."
Salam... [opinibangsa.info / pi]
loading...
loading...