Yaqut Keberatan Non-Muslim Disebut Kafir, Itu Katanya bukan Syiar Agama
Loading...
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas bersama Ahok dan Djarot saat Pilkada DKI Jakarta lalu |
Yaqut Keberatan Non-Muslim Disebut Kafir, Itu Katanya bukan Syiar Agama
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, Indonesia masih menghadapi tiga masalah besar.
Pertama, kata Yaqut, adalah masih ada pihak-pihak yang mempermasalahkan masalah konsensus nasional, yakni ingin mengganti Pancasila dan NKRI dengan bentuk khilafah Islamiyah.
Selanjutnya, masalah klaim keagamaan. Menurut dia, saat ini muncul kelompok mengatasnamakan Islam, memerangi pihak yang tidak sama dengan mereka.
"Seakan-akan yang tidak seperti mereka bukan Islam dan harus diperangi, dan non-muslim dibilang kafir. Apa yang mereka lakukan bukan syiar agama. Klaim keagamaan yang sesat ini bisa menjadi ancaman keberagaman Indonesia," tegas Yaqut saat menjadi pembicara di seminar Radikalisme: Patologi Sosial atau "Politisasi Agama" di Era Global, yang diadakan PW GP Ansor Kep. Bangka Belitung, di Hotel Cordelia, Pangkal Pinang, seperti dilansir ANTARA, Rabu (18/10/2017).
Masalah berikutnya, klaim dia, fenomena kelompok mayoritas yang memilih diam atas situasi ini. Takut bersuara.
"Sebenarnya sebagai mayoritas kita memiliki kekuatan lebih untuk menghadapi kelompok kecil mengatasnamakan Islam yang justru merongrong NKRI. Saya berharap masyarakat jangan diam menghadapi kelompok-kelompok radikal dan intoleran. Jumlah kita ini besar dibanding mereka," kata politisi PKB ini.
Sebelumnya Yaqut juga mengingatkan masyarakat untuk terus mewaspadai penyebaran paham radikal atas nama agama di lingkungan sekitar.
Menurut Yaqut, penyebaran paham radikal tersebut mengancam keberagaman yang sudah menjadi konsensus para "founding fathers" bangsa Indonesia.
"Bangsa Indonesia itu didirikan oleh seluruh komponen bangsa, berbagai agama, suku, etnis, termasuk para kyai NU. Nah, kelompok radikal itu memaksakan kehendak untuk meyakini agamanya sendiri bahwa agamanya yang benar. Saya muslim, tapi saya tidak akan memaksakan keyakinan saya kepada non-muslim karena Islam tidak membolehkan memaksakan kehendak," tegas Yaqut
loading...
loading...