Jadi Yang Ugal-Ugalan, SBY Atau Jokowi Om Fadjroel?
Loading...
Kicauan Komisaris PT Adhi Karya Tbk Fadjroel Rachman kembali menjadi ramai dibicarakan netizen. Fadjroel yang sebelumnya dikenal sebagai aktivis sipil yang vokal dalam mengkritik kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak berkutik sama sekali di era pemerintahan Joko Widodo.
Salah satu kicauan Fadjroel yang kembali disindir adalah kritikannya terhadap utang pemerintah yang berkuasa. Tepatnya pada 10 September 2014 lalu, Fadjroel berkicau "Ayo Indonesia, Kita kawal Presiden Jokowi Untuk Tidak Menyelenggarakan negara menggunakan utang. Cukup SBY utang ugal-ugalan."
Kicauan Fadjroel itu pun kembali di retweet oleh beberapa akun twitter di beberapa hari belakangan. Salah satunya milik Nana @ronavioleta. Melalui kicauannya, dia bertanya kepada Fadjroel "Jadi yang ugal-ugalan, SBY atau Jokowi Om Fadjroel?."
"Ayo om @FadjroeL serukan pengawalan biar utang jokowi ga ugal2an sprti SBY," tambah akun @ronavioleta.
Sementara akun @harsprinting pun berkicau dan mengingatkan Fadjorel jika utang Indonesia sudah lebih dari Rp 3 ribu Triliun.
Adapun AsepH melalui akun @urangsunda68 berkicau "Pak Fadjroel kemana aje nih, sudah jadi komisaris BUMN lupa beban rakyat atas dzalimnya presiden dengan BBM dan TDL naik, tapi terus utang."
Sindiran tajam atas kicauan Fadjroel juga pernah jadi ramai di kalangan netizen. Tepatnya pada tahun 2010 lalu, ketika nama Sri Mulyani disebut-sebut dalam skandal Bank Century, Fadjroel termasuk yang sering menyerang langsung, termasuk di sosial media. Ia pun meminta Sri Mulyani dan Boediono untuk mundur sebab bisa menganggu kinerja SBY saat itu.
Namun demikian, Fadjroel, yang diangkat menjadi komisaris plat merah itu malah mengucapkan selamat datang kepada Sri Mulyani, yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Keuangan.
Sekadar informasi, selama kurang lebih 2,5 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi berjalan, utang pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062,4 triliun. Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat jumlah utang pemerintahan di akhir 2014 mencapai Rp 2.604,93 triliun, dan naik menjadi Rp 3.667,33 triliun per April 2017. [rmol]
loading...
loading...