Fokus pada Isu Besar, Masyarakat Jangan Termakan ‘Gorengan Isu Pribumi’
Loading...
Fokus pada Isu Besar, Masyarakat Jangan Termakan ‘Gorengan Isu Pribumi’
Gorengan isu agar terus timbul kegaduhan sosial politik pasca pelantikan Gubernur DKI Jakarta terpilih, ternyata belum berubah terkait hal sektarian, primordial, SARA, dan lain-lain.
Tampaknya isu lama perihal benturan ideologi yang pernah menjadi top isu sebelum pelantikan dinilai sudah tak lagi relevan dalam rangka ‘menggoyang’ Gubernur baru, dianggap usang.
Polemik kata ‘pribumi’ yang disebutkan dalam pidato perdana Gubernur DKI Anies Baswedan dinilai sekelompok orang sebagai ujaran yang berbau rasis dan diskriminatif.
Peneliti Senior Global Future Institute (GFI) M. Arief Pranoto mengatakan bahwa hal tersebut sebagai geopolitik yang bertujuan untuk memancing reaksi publik dan mengalihkan perhatian publik dari isu-isu yang lebih besar dan penting.
“Geopolitik mengajarkan, pelemparan isu ke publik memiliki 2 (dua) maksud. Pertama, isu sebagai metode sifatnya cuma memancing reaksi publik. Test the water. Kedua, isu sebagai pola bukan hanya memancing reaksi khalayak, namun ada agenda lanjutan usai isu ditebar,” papar Arief, di Jakarta, Selasa (17/10) malam.
“Jadi urutannya, Isu – Tema atau agenda – Skema. ITS. Itu urut-urutannya. Akan tetapi keduanya, bisa juga sebagai sarana deception. Penyesatan,” imbuh dia.
Menurut Arief, hal itu sengaja dilakukan, karena ada skema atau age da besar lain yang hendak diraih.
“Entah isu sebagai metode maupun sebagai pola yang kini dilempar di Jakarta, sebaiknya publik jangan terlalu larut dengan isu-isu dimaksud apapun jenisnya,” tandasnya.
Untuk itu, dirinya mengimbau agar publik hendaknya fokus pada isu-isu yang lebih besar yaitu skema penjajahan gaya baru yang tengah berlangsung senyap di negeri ini.
Menurut Arief, hal seperti rencana penjualan puluhan BUMN, penyerahan pelabuhan baik laut maupun bandara udara kepada swasta (asing), atau proyek reklamasi pulau, dan lain-lain harus menjadi fokus perhatian publik.
“Jika kita hanyut dalam gorengan isu, maka sejatinya kita telah masuk dalam perangkap strategi perang Cina kuno yakni ‘Mengecoh Langit Menyeberangi Lautan’. Betul?,” pungkas Arief. [smc]
loading...
loading...